Selasa, 07 Juni 2011

Special Play Time III — Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua saat Special Play Time?

BAGIAN III


Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua saat Special Play Time?


Special Play Time adalah waktu bermain khusus, dan harus dibedakan dengan waktu-waktu lainnya. Ini bukan saatnya mengajari sesuatu, menasehati, atau menyuruh-nyuruh anak. Mengajari, menasehati dan menyuruh-nyuruh bisa dilakukan lain waktu.
Pernyataan-pernyataan berikut ini TIDAK BOLEH digunakan selama Special Play Time:

  • “Kalau menulis harus sambil duduk!”
  • “Mana bisa potongan yang besar begitu masuk ke situ?”
  • “Hari ini main yang ini saja!”
  • “Sini, biar Papa yang pasangkan.”
  • “Nggak usah marah-marah begitu!”
  • “Jangan nangis!”
  • “Itu kertas jangan dicoret-coret nggak jelas begitu dong!”
  • “Kok nggak rapi sih?”
  • “Ya kalau begitu caranya, kapan selesainya?”
  • “Ayo bikinnya yang betul dong!”
  • “Bukan begitu caranya!”
  • “Masa cuma segitu saja bisanya?”
  • “Ayo betulkan bajumu yang melorot itu!”

Ini juga bukan saatnya untuk bertanya pada anak. 
Memberi pertanyaan alias “ngetes” hanya akan mendistraksi anak dari acara bemain, dan memberinya tekanan untuk memberikan “jawaban yang benar”. 
Berikut ini contoh-contoh pertanyaan yang HARUS dibatasi atau bahkan TIDAK BOLEH ditanyakan saat Special Play Time:

  • “Apa itu?”
  • “Mau main apa?”
  • “Kamu ngapain sih?”
  • “Apa maksudnya itu?”
  • “Itu mau kamu apakan sih?”
  • “Kenapa kok pasangnya begitu?”
  • “Mau apa sih si Bob itu?”
  • “Ngapain itu dinosaurusnya?”
  • “Coba tulisan apa itu?”
  • “Apa ya warnanya itu?”
  • “Ada berapa itu yang warna merah?”
  • “Kamu senang?”


Manfaat Utama


Ketika kita dan anak bermain dalam Special Play Time, sesungguhnya kita sebagai orang tua sedang menyampaikan pesan seperti ini:
  • KAMU PENTING BUAT MAMA/PAPA.
  • MAMA/PAPA TERTARIK DENGAN APA YANG KAMU KATAKAN DAN LAKUKAN.
  • MAMA/PAPA DENGAR DAN MENGHARGAI APA YANG KAMU RASAKAN DAN KATAKAN.
  • MAMA/PAPA SENANG BERMAIN DENGAN KAMU.


Bagi anak, menerima dan memahami pernyataan seperti di atas dari orang tua adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga dalam hidupnya.


Yaitu:

  • Pemahaman bahwa dirinya penting untuk orang tuanya (bukan nomor sekian setelah pekerjaan, handphone, tv, komputer, dll),
  • bahwa orang tuanya peduli dan tertarik pada perkataan dan perbuatannya (bukan hanya sekedar dijawab dengan sepatah kata tanpa menoleh),
  • bahwa orang tuanya mendengar dan menghargai perasaannya (bukan hanya senang ketika anak menurut dan tak senang ketika anak tidak menurut),
  • ahwa orang tuanya senang meluangkan waktu dengannya (tidak sambil bermain komputer atau handphone)
Selamat Menikmati Special Play Time bersama si kecil!!

Artikel Terkait:

Special Play Time II — Apa Yang Harus Dilakukan Orang Tua Selama Special Play Time?

BAGIAN II


Apa Yang  Harus Dilakukan Orang Tua Selama Special Play Time?

Selama Special Play Time, anak akan memilih dan menentukan permainan. Hal terpenting yang harus kita lakukan adalah MENDENGARKAN dan MENGAMATI anak. Dengan melakukan ini, kita akan memahami sebagian atau sepenuhnya perasaan yang diekspresikan anak selama bermain.
Ini bukan berarti kita hanya duduk diam dan memandangi anak bermain. Hal utama yang harus kita lakukan adalah:
  • Mendeskripsikan dengan jelas apa yang dilakukan anak, dan
  • Mengidentifikasi serta menyatakan perasaan apa yang anak coba mengekspresikan, baik secara langsung atau melalui apa yang dia lakukan dengan mainannya.
Perasaan yang umum diekspresikan anak selama bermain adalah senang, bersemangat (excited), tertarik, kekonyolan, frustrasi, kemarahan, kesedihan, kebingungan, ketakukan, dan terkejut. Amati wajah dan bahasa tubuh anak untuk memahami perasaan-perasaan ini.
Dengan melakukan dua hal di atas, kita menyatakan pada anak bahwa kita tertarik dan menghargai apa yang ia katakan dan lakukan.

Mendeskripsikan Apa yang Dilakukan Anak

Contoh hal-hal yang bisa dikatakan:
  • “Wah, kamu lagi menggambar muka senyum ya.”
  • “Oo, dua itu kamu gabungkan jadi satu.”
  • “Nah, sekarang kamu mau pakai kotak itu.”
  • “Itu Si Bob mau naik mobil ya?”
  • “Loh, kok Thomas-nya bobok?”
  • “Wah, kamu bikin menara tinggi.”
  • “Sekarang kamu jadi dokternya.”
  • “Beruang bisa menari ya.”
  • “Mangkoknya diisi sampai penuh ya.”
  • “Wah, berjejer-jejer semua rapi.”
  • “Wah, mobil merahnya nabrak yang hijau...”
  • “Keras sekali suaranya ya.”
  • “Potongan yang ini mau dipasang di situ ya.”

Mengidentifikasi Perasaan Anak
Perhatikan wajah dan bahasa tubuh anak dan nyatakan perasaan dan keinginannya.

Contoh hal-hal yang diekspresikan secara langsung:
  • “Kamu suka sekali main itu.”
  • “Kamu senang kalau Bob nya naik mobil ya.”
  • “Enak ya belai-belai kepala si beruang.”
  • “Wah, kamu kaget ya?”
  • “Duh, susah ya kok potongan yang itu nggak bisa masuk sih?”
  • “Senang ya pakai topi itu?”
  • “Wah, sedih ya menaranya roboh...”

Contoh hal-hal yang diekspresikan melalui mainan:
  • “Si Beruang lagi ngantuk ya?”
  • “Kucing kecilnya takut ya sama harimau besar.”
  • “Bob sedih ya karena temannya sakit?”
  • “Teddy senang ya bermain bersama teman-teman.”

Jika Diajak, Ikutlah Bermain

TUNGGU sampai anak mengajak kita bermain. Contohnya, anak berkata “Papa jadi Bob nya.” Atau “Mama gambar rumah di sini.” Setelah diajak, bergabunglah dan bermainlah sesuai apa yang diminta anak. Berikut ini beberapa contoh respon terhadap ajakan bermain:
“Kamu mau Mama gunting gambar ini.”
“Oo jadi Papa gambar pohon di sebelah sini ya.”
“Kamu mau Mama pasangkan itu?”
“Kamu mau Mama pakai topeng ini.”
“Kamu mau saya jadi dokternya dan periksa perutmu.”
“Oke, sekarang ceritanya saya pergi ke toko untuk belanja.”
“Kamu mau saya juga buat menara tinggi seperti kamu.”

Jika Anak Bertanya

Jika anak bertanya, “Bagaimana caranya?” atau “Ini apa?” kita bisa mendorong kemandiriannya dengan melakukan hal di bawah ini:
  1. Mengulang Keingintahuannya:
    “Kamu ingin tahu apa gunanya itu.”
    “Kamu bingung ya itu apa.”
  2. Biarkan Anak Memutuskan Sendiri:
    “Terserah kamu, itu mau dipasang di mana.”
    “Pakai saja sesukamu.”
  3. Beri Jawaban Sederhana Jika Anak Benar-Benar Kesulitan:
    “Itu bisa dipakai jadi meja, bisa jadi kursi, tapi terserah kamu mau dijadikan apa.”
Berikan Dukungan Positif kepada Anak
  • “Waah, kamu bisa membuat itu berputar.”
  • “Serius sekali ya bikin rumahnya.”
  • “Hore, kamu sudah bisa!”
  • “Oo, saya tahu kamu mau bikin apa.”
  • “Agak susah ya, tapi kamu bisa kok.”
  • “Ayo, tinggal sedikit lagi selesai tuh.”

Berikan Batasan pada Anak

Adakah hal-hal yang TIDAK BOLEH dilakukan anak selama Special Play Time? 
Ada. 

Di antaranya: 
(a) tidak boleh menyakiti diri sendiri dan orang lain, 
(b) tidak boleh merusak sesuatu, dan 
(c) aturan batas waktu. 

Kita tidak membiarkan anak melakukan hal-hal berbahaya yang dapat melukai dirinya sendiri atau orang lain. Kita juga tidak membiarkan anak melakukan hal-hal yang sifatnya merusak, baik mainannya maupun perabot lain. 


Aturan batas waktu juga penting. Seringkali, anak sangat senang dengan Special Play Time, mereka tidak mau mengakhirinya. Cara terbaik adalah berpegang pada batas waktu 30-menit yang telah ditentukan, walaupun anak protes. Kita bisa memberi tahu anak kapan waktu bermain selesai pada saat kurang 5 menit, atau 1 menit. Pada akhir waktu 30-menit ini, kita bisa mengingatkan anak, kapan kita akan menyediakan waktu bermain khusus yang berikutnya.


Kita juga bisa mengatur batasan untuk hal-hal yang tak nyaman, seperti tidak membiarkan anak bermain dengan kaca mata kita, atau mencoret-coret di tangan kita. Orang tua perlu memikirkan sejak awal, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak pada saat SPT, sehingga kita lebih siap. Namun, perlu diingat bahwa batasan-batasan ini sifatnya harus SEMINIMAL mungkin, agar saat bermain tidak terganggu oleh konflik orang tua dan anak gara-gara terlalu banyak aturan.


Cara terbaik membuat aturan adalah dengan 3 langkah. Langkah 1, menyebut peraturannya, dilakukan ketika peraturan itu dilanggar (atau hampir) untuk pertama kalinya:


(1) Sebutkan Peraturannya:
  • “Rak Buku tidak untuk dipanjat.”
  • “Tidak boleh memukul.”
  • “Aduh, sakit dong kalau ditusuk dengan pedang-pedangan. Ingat, kalau bermain pedang-perangan tidak boleh sakit sungguhan. Kan cuma  bermain.”
  • “Jangan tendang. Sakit.”
  • “Dinding tidak untuk digambari.”
  • “Mobil Bob tidak boleh dilempar; kalau mau lempar, lempar bola kecil ini saja.”
Jika aturan dilanggar untuk kedua kalinya, masuklah ke Langkah 2, mengatur konsekuensi. Konsekuensi untuk Special Play Time biasanya dengan cara mengambil satu mainan yang menjadi sumber masalah, atau dengan mengakhiri SPT untuk hari itu.


 (2) Menentukan Konsekuensi (Memberikan Peringatan): 
  • “Ingat kan, rak buku tidak untuk dipanjat. Kalau dipanjat lagi, waktu mainnya udahan aja.”
  • “Kalau kamu pukul mama lagi, mama nggak mau mainan lagi hari ini.”
  • “Aduh, kalau kamu tusuk pedang lagi, pedangnya disimpan saja.”
  • “Janjinya kan tidak mencoret-coret tembok. Kalau coret-coret tembok lagi, crayonnya Mama ambil saja.”
  • “Tadi Mama bilang apa? Mobil Bob tidak boleh dilempar. Kalau dilempar sekali lagi, dibuang saja sekalian.” 
Jika aturan dilanggar lagi, lanjutkan ke Langkah 3, yaitu menerapkan konsekuensi.


(3) Menerapkan Konsekuensi:
  • “Ingat tadi janjinya tidak memanjat rak buku. Karena kamu panjat rak buku lagi, ya sudah kita nggak usah mainan lagi hari ini. Kita main lagi hari Kamis saja.”
  • “Tadi Mama bilang kalau kamu pukul lagi, Mama nggak mau main. Karena kamu pukul Mama lagi, ya sudah, mainannya udahan saja sekarang.”
  • “Ingat tadi Mama bilang kalau coret-coret tembok lagi, crayonnya Mama ambil. Karena kamu coret-coret tembok lagi, crayonnya Mama ambil sekarang. Lain kali saja kalau kita main lagi, kamu boleh pakai crayon lagi.” 
  • “Tadi Mama bilang kalau mobil Bob dilempar, dibuang saja sekalian. Karena kamu lempar lagi, mobil Bob nya Mama ambil sekarang.”
 
Artikel Terkait:



Special Play Time I — Waktu yang Wajib Disediakan Orang Tua untuk Anak

BAGIAN I

Di zaman yang serba sibuk ini, kesempatan bagi orang tua untuk meluangkan waktu one-on-one bersama anaknya merupakan sebuah kemewahan, terutama dalam keluarga yang memiliki lebih dari satu anak. Namun, menyediakan waktu 30-menit-penuh-tanpa-gangguan bersama anak, di mana kita sebagai orang tua memberikan perhatian sepenuhnya kepada anak (tidak sambil buka facebook, main games, atau memegang handphone), merupakan harta yang paling berharga dan bermanfaat yang bisa kita berikan pada anak, jauh lebih berharga daripada segala macam mainan yang bisa dibeli dengan uang.

Apa yang dimaksud dengan Special Play Time/Waktu Bermain Khusus?
  • Yaitu waktu bermain selama 30 menit penuh tanpa gangguan, antara SATU orang tua dan SATU anak.
  • Harus terjadwal di muka sehingga baik anak maupun orang tua bisa mengatur waktu.
  • Harus dilakukan minimal seminggu sekali (atau lebih, jika memungkinkan).
  • Harus diatur agar TIDAK ada gangguan ataupun interupsi seperti TV, Komputer, atau Telepon/Handphone selama blok waktu 30 menit ini.
  • Jika ada anak lain dalam keluarga, biarkan anggota keluarga lain yang mengurus mereka selama waktu 30 menit bersama anak yang satu.
  • Dalam waktu bermain khusus ini, anak yang akan memilih dan mengarahkan kegiatan bermain, dan orang tua mengikuti keinginan anak.
Pada dasarnya, ini adalah saat di mana anak bebas memilih kegiatan bermain yang diinginkannya dan kita mencurahkan perhatian sepenuhnya bagi anak tersebut.
Jika ada lebih dari satu anak dalam keluarga, ini berarti orang tua harus menyediakan waktu bermain khusus ini dengan setiap anak, secara terpisah. 

Apakah Manfaat dari Special Play Time?

1. Memperkuat Hubungan Anak-Orang Tua:
Yang terpenting, Special Play Time adalah salah satu cara terbaik untuk membangun dan memperkuat hubungan antara kita dengan anak. Semakin kuat ikatan dan hubungan ini, semakin anak ingin menyenangkan kita dan dengan demikian, anak menjadi lebih mudah diarahkan. Ini berarti anak juga akan lebih taat tanpa harus dipaksa atau dimarahi.

2. Membantu Anak Mengatasi Situasi yang Sulit:
Situasi seperti mulai masuk sekolah baru, pindah ke lingkungan baru, atau kelahiran adik baru dapat menjadi masa-masa yang sulit bagi anak. Terapi bermain, merupakan sebuah pendekatan di mana terapis profesional membantu anak mengatasi stress dengan cara bermain. Terapi bermain juga merupakan pendekatan terbaik untuk menyembuhkan anak dari pengalaman traumatik. Hal positifnya adalah kita sebagai orang tua, sesungguhnya dapat memberikan manfaat terapi bermain ini melalui Special Play Time, seperti yang dilakukan terapis profesional.

Lanjutan:
BAGIAN III: Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Orang Tua saat Special Play Time?

Sabtu, 04 Juni 2011

Bekal Anak/Bayi di Day Care: Bawa Apa Ya?

Bagi anak/bayi yang tinggal di rumah tentu segala kebutuhan spesifiknya, termasuk peralatan, makanan, minuman, baju dan mainan sudah tersedia.
Namun untuk si kecil yang akan dititipkan di TPA/Day Care, tentu ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dan dibawa dari rumah.

Barang-barang besar seperti tempat tidur, kursi makan dan perabot lain jelas sudah tersedia di tempat tersebut, tetapi tentu tetap ada pernak-pernik pribadi yang diperlukannya.

Untuk para bunda yang berencana menitipkan buah hatinya di TPA/Day Care, ada baiknya bertanya terlebih dahulu tentang apa-apa yang harus dibawa setiap harinya. Jika TPA/Day Care tidak menyediakan daftar keperluan yang harus dibawa, maka tetap tenang dan cobalah bunda pikirkan satu per satu apa yang dilakukan si kecil sehari-hari.

Apa yang Sudah Ada?

Staf TPA/Day Care biasanya menjelaskan sejak awal fasilitas apa yang tersedia, dan mungkin sudah mempunyai daftar keperluan yang harus dibawa setiap anak.
Namun jika karena alasan tertentu, bunda tidak ingin buah hatinya memakai barang yang ada (yang tentunya juga dipakai oleh anak-anak lain) dan ingin membawa sendiri, sampaikan saja hal ini pada staf di tempat tersebut.

Pakaian

Umumnya, anak disarankan membawa satu set baju ganti lengkap setiap hari, namun tentu orang tua lah yang paling tahu berapa banyak baju yang diperlukan si kecil dalam sehari. Biasanya TPA/Day Care tidak keberatan bunda menitipkan beberapa baju milik anak di sana, misal seminggu sekali, sehingga anak tidak perlu membawa set lengkap setiap hari.

Saat menyiapkan baju anak, jangan lupa sediakan pelengkap seperti kaos kaki ekstra dan bibs, serta tas/kantong plastik untuk pakaian kotor.



Makanan/Minuman

Walaupun ada beberapa fasilitas Day Care yang menyediakan susu formula (di samping makanan/snack harian), tentunya tak semua merk susu formula tersedia di sana (kemungkinan hanya merk sponsor tertentu saja).

Jika si kecil hanya minum ASI eksklusif, maka bunda jelas harus membawakannya.
Seperti halnya kebutuhan yang lain, ada baiknya kita bertanya makanan/snack apa yang tersedia di tempat tersebut. Dan jika ada kekhawatiran tentang makanan/snack tersebut, jangan ragu untuk mendiskusikannya.

Jika bunda akhirnya mengirim atau membawakan bekal untuk anak, pastikan untuk mengemasnya dengan baik dan diberi label (khususnya untuk ASI). Demikian pula jika anak punya alergi tertentu, pastikan bunda menyampaikannya kepada staf di TPA/Day Care tersebut.




Produk Perawatan

Sebagian TPA/Day Care sudah menyediakan nappies, baby wipes, serta produk perawatan. Namun ada anak-anak yang membutuhkan merek, ukuran, atau jenis tertentu, sehingga mau tak mau, harus membawa sendiri perlengkapannya.

Jika ada alasan yang mengharuskan si buah hati memakai satu jenis/merk tertentu (dan tidak boleh yang lain), maka pastikan staf Day Care tahu hal ini. Misal: jika anak memerlukan krim tabir matahari, pelembab, atau krim tertentu setiap hari, maka sampaikan kebutuhan ini kepada staf di sana dan sediakan krim-krim tersebut dari rumah (atau tinggalkan sebotol di TPA/Day Care agar tak perlu membawanya setiap hari).

Mainan Favorit

Di samping kebutuhan utama, mungkin ada mainan favorit yang ingin bunda bawakan untuk si kecil.
Misalnya: boneka kesayangan, buku cerita, atau rattles –tentu si kecil tidak mutlak membutuhkan benda-benda ini, namun jika mainan itu membuatnya lebih tenang dan nyaman, tak ada salahnya membawanya ke TPA/Day Care.
Namun sebaiknya bunda bertanya lebih dahulu apakah TPA/Day Care mengijinkan anak membawa mainan sendiri.
Jika toh fasilitas tersebut tidak memperbolehkan anak membawa mainannya sendiri, karena alasan tertentu, maka bunda bisa mengamati mainan-mainan yang ada di sana dan mencari sesuatu yang mungkin disukai si kecil.

Daftar/Checklist

 
Nah, jika bunda sudah menemukan apa yang harus dibawa setiap hari, jangan lupa membuat daftar/checklist yang jelas dan mudah dipahami, supaya siapa pun yang bertugas menyiapkan tas si kecil untuk ke TPA/Day Care tidak perlu pusing setiap hari memikirkan apa yang harus dibawa.

Selamat menikmati fasilitas Day Care!

Senin, 30 Mei 2011

Aktivitas Untuk Bayi di Bawah 1 Tahun

Berikut ini adalah berbagai aktivitas murah meriah untuk setiap tahap perkembangan bayi Anda.

0-3 BULAN

Musik Asyik
Putar CD favorit dengan musik yang sederhana, dan bantu bayi anda bertepuk tangan, tepuk kaki, "mengayuh sepeda" dengan kedua kakinya.
Tunjukkan juga padanya bagaimana Anda bertepuk tangan, menggerakkan jari-jari, dan menggerakkan badan dan kepala.

Hentak Kaki
Letakkan bayi dengan aman di posisi telentang. Hentak kakinya dengan lembut mengikuti irama lagu yang Anda nyanyikan, misal: "Twinkle Twinkle Little Star"

Cermin Cermin di Dinding
Pegang bayi Anda di depan cermin agar ia bisa mengamati bayangannya sendiri.

Hiasan Gantung
Gantung beberapa benda di atas tempat tidur bayi, yaitu: benda berwarna-warni, benda hitam dan putih, benda yang bisa bergerak, dan benda yang bisa bersuara.
Ikatlah benda-benda itu dengan baik, dan jangan gunakan benda yang berukuran lebih kecil daripada roll film (untuk menghindari tersedak).

Cuci Mata
Bayi belajar dengan mengamati. Ajaklah ia keluar dan bawalah ke tempat di mana ia bisa melihat benda-benda bergerak -kereta, pesawat, pohon, jemuran tertiup angin, dll.

Pesawat-Pesawatan
Biarkan bayi mengikuti sesuatu dengan matanya -gerakkan wajah, mainan ecek-ecek, atau mainan berwarna cerah di depannya.
Bermainlah pesawat-pesawatan dengan tangan -terbangkan di udara dan daratkan di perut bayi!

3-6 BULAN


Menyanyi
Menyanyilah dan bantulah bayi Anda beraksi sesuai isi lagunya, misal: Twinkle Twinkle Little Star, Kepala Pundak Lutut Kaki, dll

Eksplorasi Sentuhan
Berikan pada bayi benda-benda yang aman untuk dipelajari bentuk dan teksturnya, misal: wadah plastik, panci dan wajan, spons, kertas, kaleng kosong bertutup, beludru, bahan berbulu, renda, handuk, kardus, kertas gosok halus, dll.

Membuat Buku Raba
Buatlah "Buku Raba" sendiri dengan menempelkan benda-benda bertekstur pada lembar-lembar karton, buat dua lubang di setiap sisi lembaran karton dan rangkailah menjadi buku dengan memakai tali atau benang, agar praktis dan mudah dibawa.

Bunyi Apa Itu?
Isilah wadah-wadah plastik dengan beras, pasta, atau bel kecil -pastikan wadah tertutup dan tersegel rapat. Kocok-kocok di samping atau di belakang bayi, dan lihat apakah ia bisa menemukannya.

Ke Mana Dia Pergi?
Letakkan bayi di atas alas. Peganglah sebuah mainan di satu sisinya dan terbangkan melewati kepalanya, menuju sisi lain agar ia bisa mengikutinya dengan pandangan mata.

6-9 BULAN


Mainan Ecek-Ecek
Pilih wadah plastik yang kecil dan ringan (tidak lebih kecil daripada wadah roll film), dan isilah dengan beras untuk dipegang dan dikocok-kocok bayi.
Pastikan wadah tertutup dan tersegel rapat.

Balok Kotak Susu
Gunakan Kotak Karton bekas susu atau bekas makanan lainnya untuk bermain balok susun. Hias atau tempeli dengan gambar-gambar menarik seperti binatang, dll untuk dibicarakan sambil bermain balok.

Di Mana Si Beruang?
Sembunyikan boneka beruang (atau boneka lain) di salah satu ruangan di rumah, dan ajaklah bayi Anda berkeliling dari kamar ke kamar sambil berkata, "Di mana si Beruang? (atau lainnya)" dan sebutkan nama setiap ruangan yang dimasuki selama sedang mencari.

Bola Gelinding
Gelindingkan bola yang empuk dan berwarna cerah ke arah bayi Anda dan ajari dia menghentikannya serta mendorongnya kembali kepada Anda.

Kakiku Berbunyi
Gantungkan mainan ecek-ecek atau mainan bunyi-bunyian lain di tempat yang bisa ditendang bayi. Atau, pakaikan kaos kaki dengan bel yang terikat aman agar berbunyi setiap ia menggerakkan kaki.

Bunyi dan Gerak
Isilah botol-botol plastik kecil yang dapat menggelinding, dengan benda-benda kecil/warna-warni/berbunyi, misalnya: bel, kertas berwarna, batu kecil. Pastikan botol tertutup dan tersegel rapat.

9 - 12 BULAN


Musik Dapur
Buatlah alat musik unik dari panci dan mangkok plastik yang dipukul dengan sendok kayu, atau gunakan dua tutup gelas seperti cymbal.
Gunakan alat musik tersebut untuk mempelajari konsep seperti: keras dan pelan, cepat dan lambat.

Main Air
Isilah wadah yang dangkal dan lebar dengan beberapa senti air dan letakkan di tanah. Apungkan beberapa benda seperti bunga atau gabus dan biarkan bayi mengambil dan menciprat air.
Selalu awasi anak-anak jika bermain dengan air.

Mainan Terjun Bebas!
Gunakan tali atau benang elastis untuk mengikat mainan atau boneka pada kursi bayi. Tunjukkan pada bayi Anda bagaimana menjatuhkan mainan itu dan menariknya kembali ke atas.

Membaca
Dudukkan bayi di pangkuan Anda dan bacakan cerita dengan gerakan dan gambar sederhana. Cerita dengan kalimat-kalimat yang berulang sangat cocok.
Misalnya: "Run, run, as fast as you can. You can't catch me I'm the Gingerbread man!"

Petak Umpet
Tunjukkan mainan pada bayi, kemudian sembunyikan di bawah handuk atau selimut dan bantu ia menemukannya.

Main di Luar
Ajak bayi ke halaman atau ke taman. Biarkan ia meraba permukaan yang berbeda-beda, biarkan ia duduk dan merangkak di rumput, memegang batu-batu dan dedaunan.
Awasi dengan cermat karena beberapa benda bisa tampak seperti makanan.

Rabu, 11 Mei 2011

Tips Memilih Day-Care

Dilema ibu bekerja adalah ketika harus meninggalkan batitanya.
Ingin menitipkannya di day care, tapi bingung memilih yang terbaik.
Jangan sampai salah pilih soal ini.
Apa saja yang harus dicermati ketika memilih tempat penitipan anak atau day care, yang akan menjaga dan merawat batita Anda di saat Anda bekerja?

Lokasi. 
Sebaiknya tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan apabila berada di gedung perkantoran atau apartemen, sebaiknya lokasi day care terletak di lantai dasar.


Arena bermain
Cermati area bermain yang dimiliki, apakah cukup nyaman dan tidak sempit, merangsang kreativitas anak dan menyenangkan, aman dan dilengkapi perangkat pengaman dan tentu saja harus bersih!







 
Pengasuh. 
Cek dan hitung jumlah pengasuh yang bertugas. Tanyakan dan cek pula rasio pengasuh dengan jumlah anak yang berada di day care setiap harinya. Pastikan pula para pengasuh adalah orang-orang yang terlatih menghadapi bayi dan batita serta sensitif pada kebutuhan anak.




 
Pakar. 
Pastikan di day care tersebut tersedia dokter anak yang siaga selama jam buka, atau paling tidak ada klinik dan rumah sakit yang berjarak sangat dekat dengan lokasi day care
Lebih baik lagi apabila day care tersebut dilengkapi dengan psikolog yang dapat membantu Anda ketika menghadapi masalah dengan emosi batita.




Dengan memastikan day care yang Anda pilih untuk menitipkan batita Anda, sesuai dengan kriteria, tentu Anda bisa lebih tenang meninggalkan batita Anda dan bekerja.

Selamat memilih day care terbaik untuk si kecil!


Minggu, 01 Mei 2011

Multiple Intelligence: "Anak Bodoh" itu Tidak Ada

There's no such thing as a stupid kid... only misunderstood ones.
 
Teori Multiple Intelligence atau Kecerdasan Majemuk dikembangkan tahun 1983 oleh Dr. Howard Gardner, seorang profesor di bidang pendidikan di Harvard University.

Menurut Dr. Gardner, masyarakat kita terlalu memfokuskan perhatian pada kecerdasan linguistik dan logis/matematis. Anak yang dianggap ber-IQ tinggi adalah yang pintar berbahasa atau cerdas di bidang logika/matematika. Menurutnya, kita juga harus memperhatikan anak-anak yang menunjukkan bakat dalam bidang lain, seperti: seniman, arsitek, musisi, naturalis, desainer, penari, terapis, pengusaha, dan lain-lain.

Kenyataannya, anak yang memiliki bakat-bakat ini tidak mendapatkan perhatian. Umumnya, mereka dianggap memiliki "kesulitan belajar", ADD, atau bahkan dianggap "bodoh", hanya karena cara berpikir mereka tidak sesuai dengan kelas yang mengutamakan IQ dalam bahasa dan logika/matematika.

Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) membuka jalan agar penyampaian pelajaran di sekolah dilakukan dalam berbagai variasi, seperti melalui musik, kerja kelompok, kegiatan seni, bermain peran, multimedia, kegiatan luar kelas, sharing/diskusi, dan sebagainya.

Adapun Kecerdasan Majemuk meliputi:

1. Visual/Spatial Intelligence = Kecerdasan Visual/Spasial
Yaitu kemampuan untuk memahami secara visual. Golongan ini berpikir dalam bentuk gambar dan membutuhkan bayangan yang jelas untuk memahami informasi. Mereka senang melihat peta, tabel, ilustrasi foto, video, dan film.

Keahlian mereka mencakup:
Menyelesaikan puzzle, membaca, menulis, memahami tabel dan grafik, memiliki sense of direction yang baik (tidak mudah tersesat), membuat sketsa, melukis, membuat metaphor dan analogi visual (melalui seni rupa), mengolah gambar, membuat rancang bangun, memperbaiki kerusakan, mendesain objek praktis, dan menafsirkan gambar visual.

Peluang karir yang sesuai:
Navigator, pematung, perupa, penemu, arsitek, desainer interior, mekanik/montir/teknisi.

2. Verbal/Linguistic Intelligence = Kecerdasan Verbal/Bahasa
Yaitu kemampuan dalam hal kata-kata dan bahasa. Kelompok ini memiliki keahlian mendengar dan berbicara yang sangat baik. Mereka berpikir dalam bentuk kata-kata, dan bukan gambar.

Keahlian mereka mencakup:
Mendengar, berbicara, menulis, bercerita, menjelaskan sesuatu, mengajar, membuat lelucon, memahami konsep dan makna kata-kata, mengingat informasi, meyakinkan orang lain akan pendapat mereka, dan menganalisa penggunaan bahasa.

Peluang karir yang sesuai:
Penyair, jurnalis, penulis, guru/pendidik, pengacara, politisi, penerjemah

3. Logical/Mathematical Intelligence = Kecerdasan Logis/Matematis
Kemampuan menggunakan akal, logika, dan angka. Mereka berpikir secara konseptual dalam pola logis dan numerik, mampu melihat hubungan antara potongan-potongan informasi. Selalu ingin tahu tentang dunia di sekitarnya, banyak bertanya, dan senang melakukan eksperimen.

Keahlian mereka mencakup:
Pemecahan masalah, mengklasifikasikan/mengkategorikan informasi, bekerja dengan konsep abstrak untuk menemukan hubungan antara satu hal dengan hal lain, mampu berpikir secara luas dalam logika yang panjang untuk menarik kesimpulan sederhana, melakukan eksperimen terkontrol, mempertanyakan tentang hal-hal yang tampaknya sehari-hari, melakukan kalkulasi matematis yang rumit, dan bekerja dengan bentuk-bentuk geometris.

Peluang karir yang sesuai:
Ilmuwan, teknisi, programmer computer, peneliti, akuntan, ahli matematika

4. Bodily/Kinesthetic Intelligence = Kecerdasan Fisik/Kinestetik
Kemampuan untk mengendalikan gerakan tubuh dan mengoperasikan objek dengan baik. Golongan ini mengekspresikan diri lewat gerakan. Mereka memiliki keseimbangan tubuh dan koordinasi mata-tangan yang baik (misal: permainan dengan bola, balok keseimbangan). Dengan berinteraksi secara fisik dengan apa yang ada di sekitarnya, mereka mampu mengingat dan memproses informasi.

Keahlian mereka mencakup:
Menari, koordinasi fisik, atletik, eksperimen langsung, penggunaan bahasa tubuh, prakarya, akting, pantomime, menggunakan tangan untuk membangun sesuatu, mengekspresikan emosi melalui gerak tubuh.

Peluang karir yang sesuai:
Atlet, guru olahraga, penari, aktor, pemadam kebakaran, penampil panggung

5. Musical/Rhythmic Intelligence = Kecerdasan Musikal/Irama
Kemampuan membuat dan mengapresiasi musik. Mereka berpikir dalam bentuk bunyi-bunyian, irama, dan pola. Mereka secara spontan merespon terhadap musik tanpa mengkritik apa yang didengarnya. Kebanyakan orang dari golongan ini sangat sensitive terhadap bunyi-bunyian di sekitarnya (misal: suara serangga, bel, tetesan air bocor).

Keahlian mereka mencakup:
Menyanyi, bersiul, memainkan alat music, mengenali pola suara, menciptakan musik, menghafal melodi, memahami struktur dan irama dalam musik

Peluang karir yang sesuai:
Musisi, DJ, penyanyi, penggubah lagu

6. Interpersonal Intelligence = Kecerdasan Antar Manusia
Kemampuan untuk memahami dan berempati terhadap orang lain. Mereka selalu berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain untuk memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan orang tersebut. Seringkali memiliki kemampuan luar biasa untuk mengerti perasaan, maksud tersembunyi dan motivasi orang lain. Mereka adalah organizer yang baik walaupun kadang mencoba memanipulasi. Secara umum, mereka berusaha menjaga keharmonisan dalam kelompok dan mendukung kerjasama antar pihak. Mereka menggunakan bahasa verbal dan non-verbal untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Keahlian mereka mencakup:
Melihat segala sesuatu dari perspektif orang lain, mendengarkan, berempati, memahami mood, perasaan, dan motivasi orang lain, berkomunikasi secara verbal dan non-verbal, membangun rasa percaya dari orang lain, menyelesaikan konflik secara damai, membangun hubungan positif dengan dan antara orang lain.

Peluang karir yang sesuai:
Konselor, sales, politisi, pengusaha

7. Intrapersonal Intelligence = Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan untuk refleksi diri dan memahami kondisi bawah sadar seseorang. Kelompok ini berusaha memahami perasaan bawah sadar, mimpi-mimpi, hubungan dengan orang lain, kelebihan dan kekurangan seseorang.

Keahlian mereka mencakup:
Mengenali kelebihan dan kekurangan sendiri, merefleksi dan menganalisa diri, memahami perasaan bawah sadar, keinginan dan mimpi yang tak terkatakan, mengevaluasi pola piker sendiri, dan berdebat dengan diri sendiri, memahami peranan mereka dalam suatu hubungan dengan orang lain.

Peluang karir yang sesuai:
Peneliti, teoris, filsuf/filosofis

8. Naturalist intelligence = Kecerdasan Naturalis
Kemampuan memahami pola dan elemen alam, tertarik dengan lingkungan hidup, hewan dan tumbuhan. Menikmati cerita atau pertunjukan tentang hewan atau fenomena alam. Peka terhadap perubahan alam, dan senang mengoleksi/mengelompokkan/mempelajari batuan, fosil, kupu-kupu, bulu burung, kulit kerang, dll.

Keahlian mereka mencakup:
Memiliki panca indera yang tajam, berbakat dalam berkebun, kegiatan outdoor, mengamati kejadian alam, mampu melihat persamaan/perbedaan/anomali di alam sekitar, tertarik dan peduli terhadap hewan dan tumbuhan, menunjukkan kepekaan terhadap kerusakan lingkungan dan cara mengatasinya, serta cepat memahami karakteristik dan penggolongan objek natural.

Peluang karir yang sesuai:
Ahli botani, peneliti tanaman, berkebun/beternak, pelatih hewan, environmentalis

***

Setelah mengetahui apa saja yang dimaksud dengan Kecerdasan Majemuk, tentu kita ingin tahu kecerdasan mana yang paling menonjol pada anak kita. Ada beberapa cara untuk mengetahui hal ini, di antaranya melalui observasi, kuis, atau melalui sistem sidik jari yang belakangan ini cukup populer.

Apapun hasilnya, tetap ada kemungkinan bakat yang menonjol itu tidak muncul jika kita tidak memberikan kesempatan dan pengarahan yang tepat. Anak yang berbakat di bidang musik atau olah raga tentu tidak tepat jika dilarang berlatih dan dipaksa menjadi dokter. Sebaliknya, tidak tepat pula anak yang cerdas di bidang logika/matematika, namun agendanya dipenuhi oleh kegiatan seperti modelling, les balet, lomba foto, atau fashion show.

Pada akhirnya, semua bergantung pada orang tua dan lingkungan keluarga untuk mengasah dan mengarahkan anak-anak sesuai minat, bakat, dan kecerdasan mereka.

(bambinichildcare at yahoo dot com)

***

Sabtu, 30 April 2011

Learning Style: 3 Tipe Gaya Belajar Anak

Dalam memilih sekolah atau guru les, seringkali kita menilai dari cara mengajar guru-gurunya. Ada cara mengajar yang tampaknya "membosankan", ada juga cara mengajar yang tampaknya "main-main melulu". 

Seringkali kita menilai efektivitas cara mengajar mereka secara subyektif, menurut pandangan kita sendiri. Padahal sesungguhnya sistem pembelajaran terbaik adalah sistem yang paling sesuai dengan gaya belajar (learning style) anak.

Perlu diperhatikan bahwa learning style anak tak selalu sama dengan orang tuanya.
Berikut ini 3 tipe gaya belajar yang perlu kita cermati jika ingin anak-anak kita belajar dengan lebih efektif.


A. Visual Learners:  
belajar dengan cara melihat/memperhatikan…
Visual: memperhatikan, tanpa meniru atau berkomentar
















1. sangat cepat menyerap informasi melalui display visual yang dapat dilihat langsung, seperti gambar, peta, diagram, dll
2. merasa perlu mengamati bahasa tubuh/ekspresi orang untuk mengerti sepenuhnya apa yang dikatakan

B. Auditory Learners:  
belajar dengan cara mendengarkan...
Audio: mendengarkan, tanya-jawab, dan berdiskusi













1. belajar melalui mendengarkan dan berkomunikasi lisan, nada/intonasi dan kecepatan bicara sangat mempengaruhi interpretasinya
2. sangat cepat menangkap informasi dengan cara mendengarkan, baik live maupun rekaman, serta dengan membaca keras-keras

C. Tactile/Kinesthetic Learners:  
belajar dengan cara bergerak, menyentuh dan mencoba langsung...  
Tactile: mencoba, tak cukup hanya melihat/mendengar














1. lebih cepat mengerti dengan cara mencoba langsung dan mengeksplorasi secara aktif 
2. sulit menangkap pelajaran dengan duduk diam, dan justru akan kehilangan konsentrasi jika tidak diberi kesempatan menyentuh, bergerak, dan mencoba sendiri

* * *

Setelah mengetahui ketiga learning style di atas, cobalah untuk mengamati... dengan cara seperti apakah anak kita paling cepat belajar sesuatu? 
Dan jika suatu saat anak terlihat seperti tak acuh ketika diajak berbicara, atau malah hanya melongo saja, atau singkatnya... tidak merespon seperti apa yang kita inginkan... jangan buru-buru menyimpulkan bahwa mereka tidak berminat, punya masalah dengan belajar, atau bahkan mengecap mereka "bandel" atau "nakal".

Siapa tahu justru cara penyampaiannya-lah yang perlu dibenahi? 

(bambinichildcare at yahoo dot com)